Perlukah Lokalisasi Situs Porno

XXX

KOMPAS.com — Domain internet .XXX yang dirancang untuk mengumpulkan situs porno semacam lokalisasi di dunia maya telah disetujui pembentukannya. Asal persyaratan teknis dan pendukungnya terpenuhi, tahun depan domain tersebut diperkirakan akan mulai digunakan. ICM Registry LLC harus mempersiapkan dana yang cukup untuk mengelola top level domain (TLD) tersebut dan didukung sponsor yang kuat sesuai syarat yang ditentukan Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN).

Kehadiran domain ini memang seperti bagai bermata dua seperti halnya kawasan "lampu merah" di dunia nyata. LCM Registry LLC, lembaga yang mengusulkan pembentukan domain itu, punya alasan yang sama klasiknya. Domain .XXX akan memberi tempat khusus buat siapa saja yang memang mencari konten porno. Di sisi lain, siapa pun yang tidak suka bisa lebih mudah menyaring, misalnya orangtua yang tidak ingin anak-anak tercemar konten dewasa tinggal pakai filter domain .XXX.

Namun, benarkah asumsi tersebut. Jangan-jangan situs porno ogah beralih ke domain .XXX. Sederhananya, semua domain .XXX pasti situs porno, tapi tidak semua domain selain .XXX bukan situs porno. Banyak situs porno populer yang sudah lama menggunakan domain lainnya tidak mudah langsung pindah ke domain baru.

Alasannya jelas, domain yang umum seperti .COM atau .NET lebih mudah diakses banyak orang. Pembuat situs pornografi bisa jadi lebih memilih audiens lebih besar dibanding jika harus masuk ke sebuah lokalisasi. Lagipula saat ini tidak ada kewajiban bagi situs porno untuk menggunakan domain tertentu.

Tony Bradley dari PC World menilai adanya domain .XXX tidak akan membuat domain lain lebih bersih dari konten pornografi. Malah, kehadiran domain tersebut bakal mengganggu bisnis layanan internet yang sudah menggunakan domain lainnya. Misalnya saja, merek besar seperti Disney yang punya Disney.com tentu tidak ingin alamat domain Disney.xxx dipakai untuk menyajikan pornografi sehingga terpaksa membeli domain tersebut dan dilarikan ke desain resminya. Begitu pula yang akan dilakukan situs pornografi yang sudah eksis sekarang.

Jadi, usulan domain .XXX kelihatannya lebih ke perspektif bisnis. Potensi pendapatan yang bisa diraih dari bisnis domain tersebut memang sangat besar. ICM Registry yang akan mengelolanya memperkirakan bisnis domain tersebut akan memutar uang 30 miliar dollar AS per tahun. Rencananya, satu alamat domain akan dijual seharga 60 dollar AS atau lebih dari Rp 500.000 untuk biaya iuran setahun.

Kalau alasannya kehadiran domain .XXX untuk melokalisasi situs porno, mesti ada satu aturan pendukung yang mewajibkan semua situs pornografi pindah ke .XXX. Tapi, siapa yang bisa memaksanya?

You can leave a response, or trackback from your own site.